Betapa tidak merasa tenang dan nyaman berada di kota Beppu, perfektur
Oita, Jepang, ini. Berdasarkan data pemerintah kota pada Maret 2012
lalu, dari sebanyak 120.000 penduduk asli yang mendiaminya, 30.000 di
antaranya adalah orang asing, terutama wisatawan yang datang dan pergi.
Konsep reklamasi ini permintaan masyarakat, karena
mereka sangat ingin pantai yang bagus dan bersih. Tadinya, kawasan ini
hanya pantai alami, tetapi kurang terawat dan enak dilihat. Sekarang,
semua berubah jauh lebih bagus.
-- Dahlan Nariman
Praktis, kota ini memang benar-benar kota wisata, terutama wisata pantai dan
hot springs
(air panas). Ketenangan Kota Beppu, prefektur Oita, Jepang, memang
patut diacungi jempol. Saking tenangnya, lelah menempuh perjalanan 12
jam Jakarta - Singapura- Fukuoka - Beppu bisa seketika langsung
terobati, terutama ketika sejenak "menyelinap" dari tugas dinas kantor
yang harus dihadapi selanjutnya.
Ya, pantai-pantai di kawasan
Beppu adalah pantai yang tenang tak berombak. Wisatawan bisa dengan
nyaman bermain di sini atau memancing tanpa khawatir dengan ombak besar
menerjang.
Pemandangan pun sangat menarik, karena profil kota
Beppu adalah pantai yang dekat dengan gunung. Praktis, setiap kali cuaca
cerah menaungi langit, pemandangan terbuka di kota ini adalah pantai
diselingi panorama puncak-puncak gunung dan perbukitan hijau di
sekelilingnya.
Menikmati indahnya pemandangan dari taman pantai
Shonnin Gahama, misalnya. Anda yang suka bersepeda bisa menikmati jalur
sepeda di sepanjang lintasan pinggir pantai ini. Sekadar duduk-duduk
bercengkerama sembari menikmati kue-kue kering juga tak kalah asyik.
Karena persis di bibir pantai tak berombak ini Anda bisa melihat
langsung Gunung Takashiyama atau "Gunung Monyet" nun di kejauhan. Saat
leher gunung itu disaputi awan tipis, panorama sore hari di pantai ini
akan semakin menarik.
Pantai reklamasi
Kawasan
pantai menarik lainnya di Beppu adalah Pantai Mochigahama. Meskipun
hanya berupa pantai reklamasi yang baru dibangun lima tahun lalu, pantai
ini jauh lebih bersih dan beradab dibandingkan pantai Ancol. Di sini,
kondisi pantai sama sekali bebas dari sumpeknya pantai penuh sampah.
"Konsep
reklamasi ini sebetulnya permintaan masyarakat, karena mereka sangat
ingin pantai yang bagus dan bersih. Tadinya, kawasan ini hanya pantai
alami, tetapi kurang terawat dan enak dilihat. Sekarang, semua berubah
jauh lebih bagus," ujar Dahlan Nariman, Vice-Dean of Admissions,
Associate Professor, Education Development and Learning Support Center
(EDLSC) di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), yang menemani
perjalanan
Kompas.com di Beppu, Jepang, pekan lalu.
Mendengar
keterangan itu sungguh iri, tentu saja. Di Jakarta, kebanyakan pantai
sengaja direklamasi untuk kepentingan bisnis pengusaha semata. Sementara
di sini, kebutuhan publik yang dinomorsatukan. Tidak ada bangunan hotel
tepat di bibir pinggir pantai, apalagi hingga pengelola hotel menyekat
kawasan pantai berpasir di lokasi hotelnya hanya khusus untuk pengunjung
hotel saja, seperti banyak ditemui di Jakarta atau kawasan pantai lain
di Indonesia.
Di kawasan Pantai Tanoura, misalnya. Fasilitas
publik untuk menikmati kawasan pantai ini tertata rapi. Replika kapal
layar dibiarkan menjadi tempat bermain anak-anak dan orang tua. Bagi
kaum muda, duduk-duduk di pinggir pantai atau teduhnya pepohonan yang
menaungi bangku-bangku taman di sekitarnya menjadi salah satu kenikmatan
tersendiri di kawasan pantai yang sudah masuk dalam wilayah perfektur
Oita ini.
Duduk di tepi pantai berpasir yang bersih, menikmati
panorama Gunung Takashiyama yang berdiri angkuh di kejauhan, rasanya
sangat nyaman. Maka, jangan lewatkan untuk mampir ketika Anda singgah ke
kota ini!